Tentang Pemilukada Kabupaten Ciamis
oleh: Arinda Risa Kamal*
Menjelang
akhir September ini Kabupaten Ciamis akan memilih kembali Bupati dan
Wakil Bupati. Ada empat pasangan calon yang telah disahkan KPU, dan
semuanya masih memilki peluang untuk menjadi pemenang, yakni pemimpin
dan wakil pemimpin pemerintah Kabupaten Ciamis. Dari keempat calon
tersebut tersiar adanya koalisi partai-partai besar, dan hanya satu
calon saja yang berjuang dari non partai.
Sampai
sekarang ini partai politik barangkali benar adalah kendaraan yang
paling realistis untuk mengantarkan siapapun dalam mendapatkan banyak
suara. Tapi itu semua bukan berarti yang maju dari independent
hanya akan mendapatkan sia-sia semata. Sebab pada dasarnya, kecerdasan
politik masyarakatlah yang akan menentukan siapa pemimpinnya.
Pemasangan spanduk, baliho atau sosialisasi lainnya telah gencar dilakukan
jauh-jauh hari sebelum KPU menentukan siapa saja yang sah menjajal
perjudian politik selanjutnya. Masyarakat Ciamis pun gegap gempita
menyambut ruang-ruang pandangannya dijejali wajah-wajah para pasangan
calon yang ‘selalu terlihat’ optimis untuk memimpin Kab. Ciamis.
Sudah
barang tentu semua masyarakat Ciamis berharap bahwa siapapun yang
terpilih nanti akan membawa perubahan yang baik dan kearifan yang tak
hanya sekedar visi-misi yang basa-basi. Pasangan S yang menang nanti
tidak akan hanya memerhatikan kesejahteraan daerah P yang notabenenya
adalah penyumbang suara terbanyak. Masyarakat daerah R berharap bahwa
pasangan B yang menjadi pemenang akan turut serta memerhatikan
kesejahteraan daerah tersebut meski tidak menjadi basis suara
pemenangan. Sebab bagi kami, masyarkat kecil yang baru belajar soal
politik, Bupati dan Wakil Bupati Kab. Ciamis jelas adalah pejabat yang
sekaligus pelayan publik bagi seluruh wilayah serta masyarakat Kab.
Ciamis.
Berbagai isu panas sekitar pemilihan pasangan
pemimpin Kab. Ciamis pun menyeruak berkali-kali. Dari mulai penentuan
pasangan yang diusung partai, koalisi, strategi politik, bahkan
keterlibatan masyarakat Pangandaran yang kini sudah terpisah dari Kab.
Ciamis pun turut serta menjadi dinamika tersendiri politik di Ciamis.
Dalam
politik sendiri, sudah lumrah bahwa setiap janji-janji tidak melulu
mesti ditepati. Tentang janji apapun, untuk siapapun. Ketidakpastian
setiap janji politisi memang adalah kepastian itu sendiri.
Kamis
5 September 2013 di sekitaran Taman Raflesia Ciamis nampak riuh dengan
kampanye dan visi-misi politik. Visi-misi dari setiap pasangan calon
nampak berbeda, tapi jika kita cermati bersama, semuanya sekaligus
nampak sama. Seragam, seseragam hasrat dan militansi masing-masing tim
sukses.
Kampanye yang digelar pihak KPU Kab. Ciamis itu
benar-benar meriah, membuat setiap pasang mata yang melihatnya
terengah-engah. Mobil-mobil mewah, pesta politik yang ‘terlihat’ pongah.
Lantas seorang ibu yang duduk dan berdiam di dekat saya, yang tengah
memegang sebuah wadah, yang pada saat itu tepat berada di depan jajaran
kampanye pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, matanya berkaca-kaca,
menyiratkan beberapa pertanyaan dalam benak saya. “Inikah pesta politik
itu? Mengapa harus mewah dan megah? Mengapa begitu banyak mobil mewah?
Apalah artinya pesta politik mewah dan megah bagi kalangan menengah ke
bawah? Berapakah biaya yang dipakai untuk modal semuanya? Mengapa mereka
sampai mau mengeluarkan uangnya? Apakah itu semua akan membuat daerah
ini sejahtera ke depannya? Berapa banyakkah masyarakat yang susah tapi
selalu pasrah? dan sebagainya, dan sebagainya.”
Elit
politik di Kab. Ciamis tentu paham betul bagaimana situasi dan kadar
politik masyarakat Kab. Ciamis. Kab. Ciamis sendiri terdiri dari
daerah-daerah pedesaan, perbukitan, sawah-sawah, hutan dan pegunungan.
Namun begitu, saya percaya bahwa masyarakat Ciamis adalah masyarakat
yang cerdas dan berpendidikan soal politik. Masyarakat Ciamis tidak akan
tergiur hanya karena janji-janji, kaos, uang sepuluh atau seratus ribu
rupiah dan semacamnya.
Masyarakat tidak perlu antipati terhadap politik praktis, money politik
atau segala macam iming-iming yang bisa dipergunakan untuk
kesejahteraan dan kebaikan bersama. Meski dalam beberapa hal saya
cenderung setuju bahwa kalau tidak akan memeberikan timbal balik, kita
tidak perlu mengambil keuntungan yang ditawarkan. Tapi untuk urusan
politik praktis yang memasyarakat ini, saya setuju jika masyarkat
memanfaatkannya untuk kepentingan bersama. Kecuali praktik politik
praktis yang menguntungkan diri sendiri atau golongan kecil saja, saya
membencinya. Soal kerugian karena pada akhirnya tidak dipilih? Anggap
saja bahwa itu semua adalah resiko politik seorang politisi.
Pemilukada
di Kab. Ciamis mau tidak mau harus menghasilkan satu pasangan sebagai
pemenang, tidak bisa dua, tiga atau empat. Harus hanya satu pasangan.
Sebab jelas adalah persoalan jika pada akhirnya Pemilukada harus terjadi
dua putaran, apakah itu disebabkan suara absatain atau tidak
terpenuhinya suara pemenang. Persoalannya beragam, bukan hanya dari
urusan anggaran, tapi dari segala hiruk-pikuk politik yang belum tentu
akan menjadi sebuah perubahan.
Dalam benak saya, perubahan
positif di Kab. Ciamis tidak hanya akan ditentukan oleh Bupati dan
Wakil Bupati saja. Apakah itu Pasangan Bupati tua, muda, kaya,
berpengalaman atau tidak. Tapi seluruh elemen pelaksana kehidupan di
Kab. Ciamis. Baik itu Sekda, Pejabat daerah, dan tentu saja kita semua
sebagai masyarakat. Masyarakat adalah kontrol sekaligus pelaksana
kehidupan sosialnya. Yang perlu kita lakukan sebagai masyarakat adalah
ikut serta menjadi bagian dari kontrol sosial sekaligus pelaksana
kehidupan di Kab. Ciamis.
Masyarakat Kab. Ciamis perlu
bersatu dan memegang teguh visi-misi yang lebih pasti dari para Calon
Bupati dan Wakil Bupati serta para politisi. Masyarakat harus
bersama-sama menuntut setiap kejanggalan yang terjadi dalam
pemerintahan, sebab pada dasarnya, pemerintah adalah penentu kebijakan,
dan masyarakat, adalah pemegang kedaulatan.
Siapapun yang
terpilih nanti menjadi Bupati dan Wakil Bupati, kita sebagai
masyarakat harus kembali memikirkan kepentingan bersama, yakni Kab.
Ciamis yang kita cintai ini. Kita lepaskan semua atribut pasangan calon
yang kita usung, kita bahu membahu menuntut visi-misi yang menjadi
harapan kita semua. Kita akhiri segala macam bentuk ketidakadilan,
ketidakmerataan, nepotisme dan segala lobi-lobi serta upeti yang kerap
kali menjadi potret isu di Ciamis ini.
Semoga Bupati dan
Wakil Bupati yang terpilih nanti, Pejabat Pemerintahan serta masyarakat
Kab. Ciamis bisa benar-benar bahu membahu membangun Ciamis yang kita
cintai ini.
Selamat menjalankan demokrasi, selamat memilah
dan memilih Pasangan Bupati. Selamat mempertanyakan nurani, selamat
memperbaiki Ciamis yang kita cintai ini.
*Arinda
Risa Kamal lahir dan besar di Ciamis. Lulusan Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
***Catatan: Judul telah saya ubah. Namun begitu, untuk isi masih sama seperti yang termuat di rubrik Opini Kabar Priangan.
***Catatan: Judul telah saya ubah. Namun begitu, untuk isi masih sama seperti yang termuat di rubrik Opini Kabar Priangan.
tulisan yang keren.. Mari berkujung ke ngusirngantuk.blogspot.com
BalasHapusSiap, Pak Gun... heu
BalasHapus